Apa Tidak Ada Seorang Muslimah Sehingga Engkau Memilih Wanita Ahlu Kitab

28 10 2011

Oleh : Abu Ibrahim ‘Abdullah Bin Mudakir al-Jakarty

Alhamdulillah banyak dikalangan wanita mukminah, yang shalihah, yang baik akhlaknya yang cantik yang siap untuk menjalani kehidupan rumah tangganya kelak bersama suaminya. Disamping itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun menganjurkan kepada kita untuk memilih wanita yang baik agama dan akhlaknya ketika memilih calon istri. Maka dari itu kenapa seseorang harus memilih seseorang yang berbeda agamanya (wanita ahlu kitab), padahal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menganjurkan untuk kita mencari wanita shalihah, lalu kenapa seseorang lebih memilih wanita ahlu kitab padahal banyak wanita mukminah yang shalihah yang cantik dan baik aklaqnya. Walaupun dalam syariat kita boleh menikahi wanita ahlu kitab. Tetapi banyak hal atau dampak yang seseorang akan hadapi ketika ia  lebih memilih wanita ahlu kitab daripada wanita muslimah. Alangkah baiknya mungkin sebelum kita lebih jauh mengetahui apa dampak negatif ketika seseorang menikah dengan wanita ahlu kitab. Mungkin kita bisa mengelompokkan pernikahan beda agama dengan tiga keadaan, yaitu :

Pertama : Pernikahan laki-laki non muslim dengan seorang muslimah. Maka pernikahan seperti ini tidak boleh sama sekali dan haram hukumnya, baik laki-laki non muslim itu seorang musyrik, atau seorang ahlu kitab (yahudi dan nasrani) atau yang tidak mempunyai agama sama sekali.

Kedua : Pernikahan laki-laki muslim dengan wanita musyrikah atau yang tidak punya agama. Maka pernikahan inipun tidak boleh dan haram hukumnya. Tentang dua hal diatas Allah Subahaanahu wata’ala berfirman :

وَلا تَنكِحُوا المُشْرِكَاتِ حَتَّى يُؤْمِنَّ وَلَأَمَةٌ مُؤْمِنَةٌ خَيْرٌ مِنْ مُشْرِكَةٍ وَلَوْ أَعْجَبَتْكُمْ وَلا تُنكِحُوا المُشْرِكِينَ حَتَّى يُؤْمِنُوا وَلَعَبْدٌ مُؤْمِنٌ خَيْرٌ مِنْ مُشْرِكٍ وَلَوْ أَعْجَبَكُمْ أُوْلَئِكَ يَدْعُونَ إِلَى النَّارِ وَاللهُ يَدْعُو إِلَى الْجَنَّةِ وَالمَغْفِرَةِ بِإِذْنِهِ وَيُبَيِّنُ آيَاتِهِ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ

“ Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun Dia menarik hatimu. dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun Dia menarik hatimu. mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran. “ (Qs. Al Baqarah : 221)

Dari ayat diatas dapat diketahui Allah Ta’aala melarang kita untuk menikahi mereka dikarenakan mempunyai dampak yang buruk bagi agama kita. Sebagaimana Allah Ta’aala berirman pada ayat diatas :

 أُوْلَئِكَ يَدْعُونَ إِلَى النَّارِ وَاللهُ يَدْعُو إِلَى الْجَنَّةِ وَالمَغْفِرَةِ بِإِذْنِهِ

“ …Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya.” (Qs. Al Baqarah : 221)

Ketiga : Pernikahan laki-laki muslim dengan wanita ahlu kitab (yahudi atau nasrani). Tentang hal ini para ulama berselisih pendapat tentang kebolehannya,  ada yang membolehkan dan ada juga  yang tidak membolehkan. Adapun pendapat yang benar insya Allah pendapatnya mayoritas ulama yang mengatakan bolehnya seseorang laki-laki muslim menikah dengan wanita ahlu kitab yang menjaga kehormatannya, hal berdasarkan ayat yang akan disebutkan dibawah ini.  Allah Ta’aala berfirman :

الْيَوْمَ أُحِلَّ لَكُمُ الطَّيِّبَاتُ وَطَعَامُ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ حِلٌّ لَكُمْ وَطَعَامُكُمْ حِلٌّ لَهُمْ وَالمُحْصَنَاتُ مِنَ المُؤْمِنَاتِ وَالمُحْصَنَاتُ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ إِذَا آتَيْتُمُوهُنَّ أُجُورَهُنَّ مُحْصِنِينَ غَيْرَ مُسَافِحِينَ وَلا مُتَّخِذِي أَخْدَانٍ وَمَنْ يَكْفُرْ بِالإِيمَانِ فَقَدْ حَبِطَ عَمَلُهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ

“ Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik. makanan (sembelihan) orang-orang yang diberi Al kitab itu halal bagimu, dan makanan kamu halal (pula) bagi mereka. (dan Dihalalkan menikahi) wanita yang menjaga kehormatan diantara wanita-wanita yang beriman dan wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara orang-orang yang diberi Al kitab sebelum kamu, bila kamu telah membayar mas kawin mereka dengan maksud menikahinya, tidak dengan maksud berzina dan tidak (pula) menjadikannya gundik-gundik. Barangsiapa yang kafir sesudah beriman (tidak menerima hukum-hukum Islam) Maka hapuslah amalannya dan ia di hari kiamat Termasuk orang-orang merugi.(Qs. Al Maidah : 5)

Berkata asy-Syaikh Al Allamah ‘Abdurrahman As-Sa’di Rahimahullah : “ Pada firman Allah Ta’ala : مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ (dan Dihalalkan menikahi)…. di antara orang-orang yang diberi Al kitab sebelum kamu.’ “ Yaitu dari orang Yahudi dan Nasrani. Dan ini adalah pengkhususan pada ayat : “وَلا تَنكِحُوا المُشْرِكَاتِ حَتَّى يُؤْمِنَّ  Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman.’ ”  (Taisirul Karimirrahman, Syaikh As-Sa’di Pada Ayat Ini)

 

Mungkin ada yang perlu anda ketahui tentang perbedaan hukum dibolehkannya seorang laki-laki menikahi wanita ahlu kitab dan tidak dibolehkannya wanita muslimah menikah dengan laki-laki Ahlu kitab, karena beberapa hal diantaranya :

  1. Allah telah menetapkan yang demikian wajib bagi kita untuk tuduk tehadap ketetapan yang Allah telah tetapkan. Tentang Hal ini Allah Ta’aala berfirman :
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَنْ يَعْصِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلالًا مُبِينًا

“ Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. dan Barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya Maka sungguhlah Dia telah sesat, sesat yang nyata.” (Qs. Al Ahdzab : 36)

  1. Pernikahan antara laki-laki muslim dengan wanita ahlu kitab berbeda dengan pernikahan wanita muslimah dengan laki-laki ahlu kitab. Dikarenakan seorang wanita muslimah yang menikah dengan ahlu kitab (hal ini hukumnya haram, tidak boleh ) anak-anak yang kelak dia dapatkan dari hasil pernikahan itu akan diapanggil dengan bapak-bapak mereka, disamping itu istri yang harus pindah kerumah suami, atau kekeluarga dan lingkungan suami. Maka sangat sulit seorang wanita tidak terpengaruh terhadap agama suami dan keluarganya atau lingkungannya. Tetapi berbeda jika laki-laki muslim yang menikah dengan wanita ahlu kitab, maka wanita ahli kitab inilah yang berpindah kelingkungan suaminya dan anak-anaknya akan dipangiil dengan nama bapaknya yang muslim. Jelas keadaan pertama berbeda dengan keadaan kedua. Wallahu a’lam.

Insya Allah setiap orang menginginkan yang terbaik untuk kehidupan rumah tangga dirinya dan untuk anak-anaknya kelak. Dan hal ini bisa terwujud di antara sebabnya adalah memilih calon istri yang baik, yang shalihah. Adapun menikah dengan seorang wanita ahlu kitab banyak dampak negatifnya, diantaranya :

  1. Menyelisihi anjuran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk memilih agamanya,  disamping itu memilih agamanya sebab seseorang beruntung dan bahagia dalam kehidupan rumah tangganya.
 تنكح المرأة لأربع لمالها ولحسبها وجمالها ولدينها, فاظفر بذات الدّين تربت يداك

“Wanita dinikahi karena empat perkara, karena hartanya, nasabnya, kecantikannya, dan karena agamanya dan pilihlah karena agamanya, niscaya kamu akan beruntung.” (HR. Bukhari dari shahabat Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu)

  1. Kehilangan keutamaan mempunyai istri shalihah .

Tentang hal ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :                                  

“Sesungguhnya dunia itu adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah.” (HR. Muslim)

Dalam hadits yang lain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :  “Empat perkara termasuk dari kebahagiaan, yaitu wanita (istri) yang shalihah, tempat tinggal yang luas/lapang, tetangga yang shalih, dan tunggangan (kendaraan) yang nyaman. Dan empat perkara yang merupakan kesengsaraan yaitu tetangga yang jelek, istri yang jelek (tidak shalihah), kendaraan yang tidak nyaman, dan tempat tinggal yang sempit.” (HR. Ibnu Hibban dalam Al-Mawarid, dishahihkan Asy-Syaikh Muqbil dan Asy-Syaikh Al Albani )

  1. Diantara syarat menikahi wanita ahlu kitab ialah wanita tersebut harus yang yang bersih yang menjaga kehormatannya. Padahal untuk bisa mengetahui hal itu sangatlah sulit dan samar.
  2. Menikah dengan wanita ahlu kitab bisa mengurangi jumlah laki-laki ditengah para wanita muslimah
  3. Pernikahan seorang laki-laki muslim dengan wanita ahlu kitab, pergaulannya dengan istri, kebersamaannya ditengah-tengah keluarga istrinya bisa mempengaruhi hatinya dan condong kepada istrinya dan masyarakatnya sehingga hai ini akan mendatangkan cobaan dan keburukan bagi agamanya.
  4. Seseorang yang menikah tidak hanya memilih istri baginya, tetapi dia juga memilih  ibu kelak untuk anak-anaknya yang akan mendidiknya. Kalau dia menikah dengan wanita ahlu kitab lalu bagaimana pendidikan anak-anaknya. Apakan dia berharap ibunya akan mengajarkan anak-anaknya surat alfatihah…?, atau mengajarkan bagaimana tatacara shalat…? apakah dia juga berharap kepada istrinya akan mengajarkan doa – doa kepada anaknya..? atau mengajarkan adab dan etika islami..?
  5. Jarang ada rumah tangga yang harmonis antara pernikahan seorang laki-laki muslim dengan wanita ahlu kitab dan banyak yang berujung pada perceraiaan.

Dan masih banyak lagi dampak negatif dari menikahnya seorang laki-laki muslim dengan wanita ahlu kitab yang sudah seharusnya membuat seseorang berfikir dan berhati-hati dalam bertindak dan mengembil keputusan demi kebahagian dirinya didunia dan kelak diakhirat. Wallahu a’lam


Aksi

Information

4 responses

16 11 2011
Ibnu Dzulkifli As-Samarindy

Maju terus Ustadz…

9 12 2011
9 12 2011
16 10 2012
ayuferry

Assalamualaikum ustadz..
Ustadz mengenai tautan ini, saya ingin sedikit bercerita.
Saya merasa telah menjadi hamba yang bidih dengan kurangnya pengetahuan.
Pada tahun 2011 kemarin saya telah menikah dengan laki laki nasrani, memang dia laki laki yang sangat baik dan bertanggung jawab, tapi saat saya mengandung, hati saya menjadi amat sangat merasa bersalah kepada Allah, semakin hari rasaitu makin berat. Selalu saya tunaikan sholat untuk mendapatkan ketenangan, dan mulai dr situlah hamba membaca alquran beserta artinya, serta mendalami agama sehingga hamba menyesali apa yg hamba perbuat sekarang.
Akhirnya datanglah bulan ramadhan, sangat kesepian saya menjalani puasa, sholat dan hari lebaran, sedih sekali rasanya, dan rasa menyesal ini semakin mendalam.
Sekarang saya telah memiliki 1 anak perempuan, hati saya sudah bertekad untuk bercerai, selain sy ingin tobat dijalan Allah, sayapun benar2 merasakan begitu tidak bahagianya hidup dengan org berbeda agama.
Saya berencana menunngu dan bersabar sampai anak hamba baligh dan selama itu saya akan berjuang dengan sepenuh jiwa untuk mengajarinya dengan baik mengenai islam, dan apabila ia telah memilih agamanya ntuk ia peluk, maka saya akan sesegera mungkin melayangkan gugatan cerai. Ustadz saya tahu saya merupakan hamba Allah yang bodoh yang amat berdosa. Lalu bagaimana menurut ustadz?

Tinggalkan komentar